Senin, 17 Oktober 2016

Idola Atau Tidak, Tergantung Pemahaman Anda

Baru beberapa minggu yang lalu, saya ketemu dengan seorang Pendeta dari agama lain. Beliau bermaksud mengajak saya untuk mengikuti agama yang beliau anut. Kemudian beliau menasehati saya bahwa patung Buddha yang saya sembahkan sekarang adalah seorang idola, saya akan merasa bodoh bila sudah mengenal Tuhan yang asli.

Saya tidak merasa marah kepada beliau, karena beliau memang tidak pernah memahami ajaran Buddha. Umpamanya kita tak mungkin memarahi bayi yang baru lahir, yang belum pandai bicara dan tidak tahu apa-apa.

Makna patung Buddha bagi Buddhis adalah sebagai simbol dalam pengungkapan spiritual. Patung Buddha bukan Sidharta sebagai manusia, tetapi sebagai Tathagata Sang Adi Buddha yang ada padanya. Jadi, patung Buddha dijadikan sebagai pedoman Buddhis untuk mengenang dan mengikuti ajaran Sang Buddha.

Sedangkan Sang Buddha sendiri juga tidak menginginkan diri-Nya dijadikan idola. Hal itu bisa terlihat dari sabda:

"Dalam dunia ini, pengorbanan dan persembahan apapun yang dilakukan oleh seseorang selama seratus tahun, untuk memperoleh pahala dari perbuatannya itu. semuanya tidak berharga seperempat bagian pun, daripada penghormatan yang diberikan kepada orang yang hidupnya lurus." 

Untuk lebih jelas, mari kita lihat ciri-ciri seorang idola:


Maaf ya, Andy Law, karena antara penyanyi yang saya tahu, Anda lebih terkenal di Indonesia, jadi saya ambilkan nama Anda sebagai contoh, semoga tidak menyinggung perasaan Anda. Yang dibicarakan di bawah ini bukan tentang Andy Law, tetapi foto beliau hanya sebagai contoh.

Sebagai seorang idola, beliau menginginkan orang lain sayang kepada dirinya, beliau menginginkan orang menyaksikan kehebatannya, beliau ingin orang lain mengakui dirinya adalah yang paling hebat, beliau ingin orang yang sudah menerima dia mau mengundang semakin banyak orang untuk menyukainya. Jika bisa, beliau ingin konsernya dipenuhi banyak orang dengan jumlah yang melimpah.

Tetapi jika dirinya sebagai Buddha, Andy Law tidak akan pikir berapa peminatnya, tetapi beliau akan mengajak semua orang untuk belajar nyanyi. Tetapi bagaimana jika Anda tidak ada hobi dalam menyanyi? Tidak apa-apa, beliau tidak akan memaksakan Anda. Dan beliau juga ingin Anda belajar nyanyi karena benar-benar dari ketulusan hati Anda berupa minat terhadap musik, dan bukan karena perasaan kagum terhadap kehebatan beliau, atau tergiur dengan penampilan beliau dalam konser, kemudian mau belajar menyanyi, karena itu bukan berasal dari hati Anda, Anda tidak bakal pandai menyanyi walaupun Anda latihan 7x24 jam bila Anda benar-benar tidak ada minat.

Sedangkan orang yang meminati seorang idola disebut fans. Ciri-ciri dari seorang fans adalah tidak sadar diri atau sesat. Anda tidak akan dapat melihat timbul tenggelamnya segala kondisi lagi, karena yang ada dalam pikiran Anda hanyalah idola Anda. Anda tega menghina idola lainnya serta fans yang meminati idola lain, tetapi Anda tidak akan tega jika idola sendiri dihina. Jika idola sendiri dihina, Anda akan marah besar dan melakukan pemberontakan. Kesimpulannya, Anda tidak menyadari bahwa Anda sudah melakukan dosa, tetapi Anda akan sesat dalam dosa.

Bedanya jika kita jadikan Andy Law sebagai pedoman, maka kita tidak akan perhitungkan penampilan beliau, kehebatan beliau, atau pun kemewahan beliau, tetapi kita harus renungkan usaha kerja keras beliau demi prestasi tersebut. Demi konsernya lancar, Andy Law telah berlatih nyanyi dan menari 1 hari 8 jam selama beberapa bulan sebelum tanggal diadakan konser. Demi meluncurkan lagu baru dalam CD, beliau tidak hanya 1x atau 2x merekam suara, tetapi beberapa kali hingga pengarang lagu dan gurunya puas dengan hasilnya. Kita juga harus tahu bahwa masa kecil Andy Law adalah seorang fakir miskin, tetapi dengan kerja keras beliau, beliau bisa menjadi bintang terkenal di mana-mana.

Jadi, jika kita jadikan Andy Law sebagai idola, maka kita hanya akan tergiur dengan penampilannya dan kehebatannya, kita cenderung lupa diri dan sesat dalam dosa. Tetapi jika kita jadikan Andy Law sebagai pedoman, maka kita harus menjadikan usaha keras beliau sebagai teladan, agar kita bisa melewati segala tantangan hidup.

Sama halnya dengan ajaran Buddha, bagi Buddhis yang benar dalam menjalankan ajaran-Nya, mereka akan merenungkan dengan benar ajaran-Nya dan praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita nyatakan berlindung kepada Buddha, Dhamma dan Sangha, kita akan mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan, bukan berarti kita menyembah dengan sarana yang mewah. Persembahan dilakukan maksudnya bagaikan tanda hormat, kita tak perlu hamburkan banyak uang untuk membeli barang-barang yang tidak ada maknanya hanya untuk persembahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.